Jumat, 01 November 2013

Harga Sebuah Produk Handmade



Minggu ini bisa dikatakan minggu paling down buat aku. Karena satu dua hal yang membuat semangat menurun. Buat yang baca artikel ini, dari awal aku ingetin ya bahwa isinya cuma curhat geje tentang perasaanku sebagai seorang amateur carfter to be.

Sebetulnya, sesuai dengan temanya yaitu curhatan geje, penyebabnya pun geje abis deh. Bermula dari seorang teman yang memang crafter senior, yang membukakanku jalan untuk meniti dunia pelangi ini #haissshh...
Singkat kata si mbak temanku ini main ke rumah. Dengan gaya sok menginpeksi isi dapur craftku yang menyedihkan ini. Nah setelah cek sana-sini, dia nanya produkku.
Terus terang aku emang ga pede nunjukin karya ke crafter senior karena pasti deh dihakimi. Ini mental yang bener-bener buruk sebenernya.
Nah si Mbak ini aku tunjukin sebuah tas bikinanku yang aku cadangkan untuk membuat produk-produk ready stock. Dengan gaya agak gimana gitu beliau nanya : ini bakal dijual berapa.
Aku menyebut satu harga yang merupakan hasil itungan dari bahan dan ongkos bikin.
Melihat si Mbak mencebik gitu, wajar dong aku nanya. "Kemahalan kah?"
"Banget. Kalo aku nggak bakalan mau beli harga segitu."

Duh Gusti, ini jantung rasanya jatuh ke perut deh. Langsung seharian itu aku ilpil berat. Maleesss buat ngapa-ngapain. Padahal aku juga udah browsing harga di os-os lain. Dan aku anggap hargaku wajar. Karena kadang harga kan ga hanya ditentukan oleh consumable material. Namun juga kenjelimetan saat bikinnya. So far orang-orang yang beli sama aku nggak keberatan dengan harga itu.

Timbul keraguan dalam hati. Apa karena jahitanku jelek ya sehingga aku layak direndahkan seperti itu? Terus terang aku memang belm lama belajar menjahit. Saat artikel ini aku tulis total aku baru 7 bulan sejak pertama belajar pegang mesin jahit. So... you must be know how I feel. So sad.

In the spur of sadness, I'm trying to evaluated myself, my ability, and my product.

Akhirnya aku putusin aku harus bandingin dengan os lain dengan cara aku beli produk mereka. Akhirnya aku nemu sebuah OS yang jual tas ransel dari bahan kanvas. Bahan dan motif yang sama dengan yang aku punya. Aku beli dua produk sekalian. Bagpack dan long wallet. Lumayan mahal juga karena ongkirnya juga luar biasa.

Pas datang barang... #gubrak! AKu terkejut. Karena OS yang usianya bertahun-tahun jauh sebelumku, ternyata produknya 'segini doang'! Asem.... Jauh lebih bagus produkku kemana-mana. Bahan dan desain juga jauh lebih bagus punyaku.

Yang jadi pertanyaan, kenapa produk dia laku banget? Padahal mahal dan 'biasa' banget gitu.
Jawabannya... kayaknya aku nggak boleh buang-buang waktu urusin dapur orang, jangan buang-buang waktu urusin omongan orang, still crafting and move on. Agree? Totally agree.

Salam kompak selalu!

3 komentar:

  1. Setuju mba....harga dari handmade itu cuma kita yg bs nentukan karena ada spirit, kreativitas tangan kita didalamnya.semangat!!! Salam kenal ya, aku jg baru mulai bermain main ma kain...

    BalasHapus
  2. Semangat mbakkk... kan buktinya ada yg beli produk mbak, berarti sesuai dong harga dan kualitasnya...

    BalasHapus
  3. Numpang koment ya bund.....plek ketiplek banget aq juga pernah merasakan kya gtu....hasil karya orang laen yg menurut kita biasa aja knp bisa laku yah.....knp kita yg bisa menghasilkan lbih malah dpt cibiran tok :-(

    BalasHapus