Jumat, 21 Oktober 2016

Craft Bazaar, The Story About Passion and Creativity 1


Apa yang membuat craft bazaar menjadi spesial di antara bazar-bazar yang lain? Terutama sewing craft, dan lebih spesial lagi, sesuai dengan bidang yang sedang saya tekuni, yaitu handmade bag.

Bagi seorang bag maker yang masih dalam tahap awal seperti saya, craft bazaar merupakan event yang cukup penting sebagai salah satu proses kreatif yang harus saya alami. Selama empat tahun sejak pertama saya belajar menginjakkan kaki ke pedal mesin jahit, bisa dikatakan, dengan berbagai banyak alasan, saya hanya berkonsentrasi penuh pada penjualan online. Penjualan online adalah persembunyian paling aman bagi orang yang merasa tidak pandai berdagang, memiliki kemampuan public relation di bawah standar, keras kepala, dan judes seperti saya. Di mana saya nggak perlu repot-repot menawarkan dagangan seperti penjaja kaki lima. Saya juga bisa segera leave chat ketika menghadapi pelanggan super menyebalkan dan membuat status baper sebaper-bapernya di wall media sosial, mengutuk perilaku pembeli yang menurut saya brengsek bin ngeselin itu.

Tetapi saya sadar sesadar-sadarnya bahwa saya harus keluar dari cangkang kenyamanan ini suatu ketika. Harus berani tersenyum ketika pembeli menawar mampus dagangan saya. Harus mampu memberi penjelasan yang meyakinkan ketika pembeli mengkritisi produk saya. Dan terutama sekali, saya harus berani tegar dan tetap terlihat bahagia melihat dagangan saya utuh, dan pembeli lebih memilih bergerombol di stand sebelah.
Produk yang simpel dan banyak dibutuhkan menjadi salah satu dagangan unggulan di event bazar


Menjual barang handmade, dengan label limited edition, bukanlah sesuatu yang mudah. Karena tidak banyak orang yang memahami keunikan handmade. Karena itulah, ketika kita berniat terjun di dunia handmade, mindset kita harus sudah diatur di situ. Kita harus paham pada beberapa poin berikut :
  • 1.       Barang handmade bukan mass product.
  • 2.       Perlu kesabaran dan usaha belajar yang terus menerus dalam menggali segala sisi kreatif kita
  • 3.       Barang handmade sangat unik, cenderung langka, bukan sesuatu yang akan selalu ready stock
  • 4.       Jangan mengharap produk kita akan segera laku keras seperti yang terlihat di mall
  • 5.       Jangan tersinggung kalau produk kita dicibir karena kemahalan

Itulah sebabnya, menjual barang handmade bukan sesuatu yang mudah. Kadang hasilnya tidak bisa langsung dirasakan. Perlu satu, dua, tiga, bahkan lebih dari empat tahun untuk mempelajari perilaku pasar di sekitar kita. Bahkan lebih ekstrem lagi, kita perlu melakukan edukasi kepada konsumen untuk lebih mengenal produk handmade beserta kelebihan dan kekurangannya.

Jadi, dengan segala keunikannya, kalau di awal-awal bazar produk kita belum laku, atau belum terjual sesuai target, hal paling bijak yang harus dilakukan adalah :
  •  Introspeksi diri. Apakah produk kita memang belum layak untuk dilirik pembeli? Ataukah karena target pasar tidak sesuai? Dan lain sebagainya
  • Selama bazar, amati perilaku konsumen. Selera mereka, jangkauan harga yang sanggup mereka beli, dan lain sebagainya. Kemudian kompromikan hal-hal di atas dengan kondisi produk kita.
  • Jadikan pengalaman bazar untuk membuat kita belajar tentang seni berjualan, melatih mental untuk tetap tangguh dalam berdiplomasi dengan konsumen, serta ajang uji nyali.
  • Selanjutnya, lebih selektif dalam memilih event pameran atau bazar yang bisa kita ikuti. Karena memang tidak semua event bazar/pameran cocok dengan produk kita

Sedikit tips untuk memilih event bazar/pameran yang kira-kira cocok dalam menjual produk kita.
  1.  Pilihlah bazar/pameran yang tema penyelenggaraannya memang dikhususkan untuk hadycraft. Kenapa? Karena tema event bazar itu berbanding lurus dengan konsumen. APalagi kalau peserta bazar terdiri dari komunitas craft dari berbagai jenis, dengan tingkat popularitas yang lumayan. Percayalah, mereka akan membawa masa konsumen tersendiri.
  2. Jangan bergabung dengan bazar/event yang kebanyakan atau malah dikhususkan untuk makanan dan minuman.
  3. Sesuaikan produk dengan pasar yang kira-kira menjadi target pameran. Misalnya, event yang diselenggarakan di kampus, tidak cocok untuk barang-barang mahal dan ekslusif.
  4.  Kenali gedung/tempat penyelenggaraan, sekaligus space yang tersedian untuk stand. Ini penting untuk merancang dekorasi stand menjadi semenarik mungkin.
  5. Bila memungkinkan, terutama bila kita bermasalah dengan jumlah dagangan, bergabung rame-rame dalam satu stand bersama beberapa kawan bisa menjadi pilihan. Tujuannya adalah, selain untuk meringankan kita dalam menjaga stand, juga berpengaruh pada aneka model dagangan. Semakin beragam semakin menarik. Tentunya dengan perjanjian yang sudah sama-sama disepakati sebelumnya.
Games berhadiah produk bisa menjadi salah satu ajang promo di event bazar. Foto koleksi dari Kriya Aremanita, di mana saya mewakili komunitas Dondoman Ngalam


Begitulah kira-kira analisa sok tau dari orang yang sok ngrafter seperti saya wkwkwkwk…
Postingan selanjutnya saya akan bahas pengalaman saya dari bazar ke bazar ya.
Jadi tunggu aja.

Semoga bermanfaat.